(photos by: me)
Sebagaimana rutinitas tahunan yang tak putus dilakukan, UKM Atma Jaya Debating Club (ADC) tahun ini kembali mengirimkan kontingen pada event kompetisi terakbar se-Indonesia, Indonesian Varsities English Debate (IVED) 2011 di Universitas Hasannudin, Makassar. Kontingen tahun ini terdiri dari 2 tim debat yang masing-masing terdiri dari Cindy Fransisca aka Acin/CF, Carlos Situmeang, dan Davin Susanto (Team A) beserta Fiona C Priscilla, Nixon Kumala, dan Yuliawati K Guan aka Kuntien Girl (Team B). N-1 Adjudicators terdiri dari Richard Hanjaya aka Om Ganteng dan Wijaya aka Kentut Man.
ki-ka: davin, fiona, nixon, kentutman om ganteng, kuntiengirl, cf, carlos
Napak tilas kontingen Atma Jaya dimulai tanggal 19 Januari dimana seluruh anggota kontingen kecuali Kuntien Girl menginap di rumah Om Ganteng yang kebetulan berdekatan dengan Bandara Soetta, Rombongan tiba di TKP di bilangan daerah Jurumudi, Tangerang, sekitar pukul 7 malam. Setelah meletakkan tas dan koper di kamar Om Richard yang remang-remang, rombongan bergerak menuju warung tenda nasi uduk tidak jauh dari kamar Om Ganteng. Dalam suasana kelabu malam, rombongan berjalan kaki menuju arah pintu gerbang perumahan sambil sesekali melempar lelucon-lelucon garing manakala kemudian salah seorang anggota rombongan yang paling jantan, Carlos Situmeang, beresmbunyi di balik sebuah tembok gerbang dan muncul dan berteriak tiba-tiba mengagetkan bagian rombongan yang berjalan di belakang. 3 orang anggota rombongan jatuh menjadi korban, Kentut Man mengeluarkan ekspresi syok stadium akhir, Fiona mengeluarkan erangan tertahan, sedangkan Acin ,sementara mengaku tiba-tiba migrain karena terlalu kaget, menggumamkan umpatan paling jujur yang pernah dikeluarkannya yaitu "Cunguk Bangsat". Carlos Situmeang pun tertawa puas akan keisengannya. Tiba di lokasi perburuan makanan, segenap rombongan lantas menduduki sebuah warung tenda dan memerintahkan abang-abang disana untuk memasakkan lele, ayam goreng, soto dan nasi uduk guna memenuhi ransum pangan rombongan. Sementara seluruh rombongan membayar makanannya segera setelah selesai makan, seorang anggota rombongan, sebut saja Acin, berusaha kabur dari tanggung jawab membayar sebagai pembeli yang baik. Tindakan sigap abang-abang ,yang usaha warung makannya baru saja dijajah, untuk mengejar dan memanggil-manggil Acin untuk membayar tagihannya pun akhirnya menggagalkan rencana kabur Acin. Beberapa saat setelah itu, anggota rombongan lain menyangkal Acin tiga kali sebelum ayam jantan berkokok agar tidak dituduh menjadi bagian dari sindikat internasional pembeli-tidak-bertanggung-jawab.
Malam datang dan berlalu dengan cepat, pagi menjelang dan rombongan berangkat dengan diantar oleh orang tua om ganteng yang baik hati ke Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta. Sekitar pukul 06.20 pagi waktu setempat rombongan Check-in ke konter Batavia Air. Melihat ketersediaan Troli disertai dengan bangkitnya memori ketidakbahagiaan masa kecil, Acin melompat dengan semangat ke atas salah satu troli dan merengek untuk ditarik jalan-jalan di sekitar area check-in, beberapa anggota rombongan terlihat mulai menjauh dan berpura-pura tidak kenal.
Sampai di bagian pembayaran Airport Tax, kemudian rombongan masuk ke ruang tunggu sembari menantikan waktu untuk boarding. Tepat pukul 7.15 panggilan naik diumumkan dan keseluruhan rombongan pun menaiki pesawat.
Armada pesawat yang ditumpangi rombongan cukup lama mondar-mandir di sekitar landasan pacu bandara tersebut, sampai-sampai rombongan berpikir bahwa pesawat sedang mencari jalan menuju tol ke arah jalur Pantura. Ternyata dugaan rombongan salah, seakan-akan tersinggung dengan pemikiran polos rombongan, pesawat kemudian tiba-tiba ngebut dan lepas landas, yang menyadarkan rombongan bahwa bodi sayap yang menempel pada pesawat ternyata ada gunanya.
Perjalanan di udara tidak terlalu banyak hal menarik, terlepas dari pemandangan yang luas namun kemudian didominasi awan putih yang luas, rombongan banyak yang mulai jatuh tertidur, gerakan dan manuver pesawat sempat membuat beberapa anggota rombongan mabuk. Yang paling susah dianalisa adalah Acin, apakah dia sedang tertidur atau tidak, rombongan sulit mengetahuinya, sementara Davin Susanto dengan lubang hidung yang kembang kempis sangat ingin membicarakan kasus, Carlos Situmeang dengan tenang menatap ke awan-awan dan gerakan mekanis sayap pesawat yang indah.
Pesawat sempat singgah di Surabaya karena keinginan Kentut Man untuk mampir di kawasan Gang Doli, Kentut Man mengancam akan mengeluarkan kentut combonya secara sporadis apabila pesawat tidak transit di Surabaya, akhirnya pesawat pun transit selama sekitar 45 menit untuk mengisi avtur dan menerima penumpang baru sementara Kentut Man tidak jadi melaksanakan niatnya disebabkan lubang kentutnya yang tiba-tiba menutup sendiri.
Perjalanan lantas dilanjutkan, tiba di makassar sekitar satu jam kemudian dan untuk pertama kalinya rombongan menatap bandara sultan hasannudin, makassar. Antusiasme penduduk setempat cukup tinggi dalam menyambut rombongan yang baru tiba, tawaran bertubi-tubi untuk menyewa mobil dan taksi pun berhamburan, akhirnya rombongan pun memilih menyewa dua mobil avanza dengan tarif 180ribu yang mengangkut semua rombongan (9 orang) beserta koper-koper besarnya. Rombongan kemudian memilih untuk menginap di sebuah Wisma yang mistisnya memiliki nama yang familier, Wisma Benhil, sesampainya di lokasi, rombongan sempat celingak-celinguk untuk memastikan tidak ada halte Busway di sekitarnya untuk memastikan rombongan bukan sedang berada di Jakarta.
Seperti yang dikhawatirkan sebelumnya, kamar yang sebelumnya dibooking memang kamar biasa untuk esek-esek, oleh sebab itu rombongan memilih untuk menyewa 3 kamar baru dengan ukuran lebih besar dan manusiawi. Selepas meletakkan barang dan melepas penat, rombongan pun berjalan menuju rumah makan terdekat untuk makan siang dengan menu aneka seafood yang unik, ada udang merah bakar yang besar, tongkol bakar, sop saudara, dan yang unik adalah cumi bakar yang dibakar setengah matang dengan tinta cumi yang melumuri seluruh badan cuminya (fiona, fotonya diupload ya)
ke bar-bar-an kami karena belum makan dari pagi
si cumi unik (hitam karena si tinta!)
sup kacang merah
udang bakar yg rasanya laut banget, seger!
sop saudara
Selepas makan rombongan mencarter angkot untuk mengunjungi pantai Losari yang ternyata tidak lebih dari pinggiran laut yang dibeton, rombongan yang berphoto disana sekali lagi disambut dengan antusias oleh anak-anak terlantar di sana yang ikut berpose ketika difoto, saat rombongan bermain sebentar di kumpulan kotak karet pelampung di tepian laut, Om ganteng tidak mau ikut karena takut air.
om ganteng yg takut air
Rombongan kemudian berjalan ke pusat jajanan di dekat pantai dan mnyempatkan diri mencicipi es pisang Ijo, baso, dan es tong Tji yang lucunya sangat banyak di jakarta jadi tidak ada esensi wisata kulinernya "--)
Selepas itu rombongan pun pulang dan mandi untuk kemudian berlatih sparring untuk persiapan menghadapi IVED yang sebenarnya yang dimulai secara resmi keesokkan harinya tanggal 21, dimana pagi harinya rombongan berangkat menuju Hotel Amaris sebagai tempat lodging resmi IVED, untuk kemudian menuju UnHas untuk mengikuti Opening Ceremony, Seminar, Exhib, dan Akreditasi Adju.
Kompetisi berjalan cukup intens dan menegangkan, hasil dan kisah resmi saya kira akan diumumkan oleh kepengurusan ADC dalam waktu dekat, beberapa anggota rombongan pulang pada tanggal 26 jan sementara beberapa anggota rombongan lainnya extend hingga 27 januari untuk berjalan-jalan lagi dan membeli souvenir. Kisah mereka saya kira wajib dipostkan juga. Foto-foto seru dan menarik seputar IVED terbilang banyak, yang dalam waktu dekat kemungkinan akan diupload.
versi aku tunggu yah!
xoxo
C=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar